Kamis, 14 April 2011

Unforgettable Experience

Bandung, 8 April 2011.
Jam 17.00, perjalanan yang mengasikkan namun melelahkan pun dimulai. Saya dan Dian mulai berangkat dari shelter damri di DU menuju Stasiun Bandung. Kami sampai di stasiun kira-kira pukul 17.30. dan ternyata loket tempat membeli tiket pun belum dibuka dan kereta yang tersedia hanya pukul 20.05. Kami lumayan cemas gara-gara nantinya sampai di Jakarta terlalu malam. lalu saya ingat kalau kereta yang berangkat terakhir (alias jam 8 malam itu) ada tiket murah untuk kelas bisnis nya, yaitu Rp. 10.000,- . Murahkan??? murah banget lah, dengan 10 ribu udah sampai Jakarta. Tapi setelah loket pembelian tiket pun dibuka, apa yang direncanakan tidak berjalan lancar. itu karena pihak keretanya tidak membuka kelas bisnis, sehingga nya tiket yang 10rb itupun tidak ada.Jadi kami pun harus membeli tiket kereta yang eksekutif yang harga lumayan mahal, Rp 60.000,- (sama aja kayak travel) hehe.
Tapi mau gimana lagi, kami terpaksa beli tiket yang eksekutif tersebut. Kami pun dapat nomor kursi 11A dan 11B. Setelah menunggu 2 jam, kereta yang akan membawa kami ke Jakarta pun datang, walaupun sedikit telat. Setelah masuk kedalam kereta eksekutif tersebut, suasananya pun sangat nyaman. tidak rugi lah rasanya kami membayar 60.000 untuk duduk dalam kereta eksekutif tersebut.setelah beberapa saat, keretapun berangkat. Suasana di dalam kereta sangat nyaman, tidak seperti di kelas “bisnis” (ya iya lah, bayar nya aja mahal). Ditambah lagi didalam kereta itu ada tempat buat charger hp. Kebetulan juga hp batterai saya dan dian waktu itu juga habis. ya langsung saja kami ngecas hp kami dalam kereta tersebut. Tapi sayangnya, charger hp yang baru dibeli dian tidak mau mengisi battery nya. tiap beberapa saat arus nya putus. hehehe. Tapi untung deh, akhir nya battery nya pun dapat terisi.
Setelah duduk cukup lama di kereta dalam perjalanan, perut kami pun mulai terasa lapar. Kami pun punya rencana untuk memakan brownies yang rencananya kami belikan untuk oleh-oleh kepada kakak saya.Ya apa boleh buat, yang namanya perut lapar pun tidak bisa di toleransi. kami pun memakan brownies tersebut, tapi hanya sedikit untuk mengganjal perut yang lapar. Tetapi yang lucu nya, waktu itu kami tidak membawa pisau untuk memotong brownies tersebut. yah terpaksa pennggaris yang ada didalam tas saya di jadikan pengganti pisau untuk memotong brownies tersebut. yang lebih parahnya, penggaris yang kami gunakan tersebut kotor. Gag tau lah berapa kuman yang terdapat di penggaris tersebut. hheehe..
Perjalan keretapun berakhir dan kami sampai di stasiun gambir pukul 23.30 malam. Kami pun turun dari kereta. Kami pun berjalan menyeberangi monas untuk mencari angkot atau pun kendaraan umum yang ada. Pemandangan taman monas pada malam hari memang lah sangat indah. Tapi sayang nya saya dan dian tidak membawa kamera untuk mengabadikan momen tersebut. terpakasalah kami hanya melihat nya dengan mata saja. sesampai nya di tepi jalan, tidak satupun kendaraan umum yang lewat kami temui. Setelah beberapa lama,kami pun memutuskan untuk naik Taksi saja. Kami pun akhirnya naik taksi yang harga nya lumayan sangat mahal. Parahnya lagi, setelah naik taksi tersebut, saya tidak tahu dimana alamat kakak saya, soalnya kakak saya tersebut baru pindah dalam minggu ini. Jadi saya belum pernah kesana sebelumnya. Saya pun menelfon kakak saya untuk memberitahukan arah rumahnya kepada pengemudi taksi. saya dan dian lumayan cemas karena takut supir taksinya tidak membawa kami ke arah yang benar. Untunglah supir taksinya orang yang baik. Kami pun sampai di dekat rumah kakak saya. setalah beberapa lama, kakak sayapun menjemput kami didekat rumahnya. Sesampainya di rumah kakak saya tersebut, badan pun terasa sangat capek dan beberapa saat kemudian kami langsung tidur.
Keesokan harinya,
Jakarta 9 April 2011
Saya pun bangun kesiangan, yaitu kira2 pukul 10 pagi. Tapi dian untungnya bangun lebih cepat dan sempat untuk shalat subuh. Rencannya kami akan berangkat ke tempat teman kami yaitu Emil pukul 11. Tapi kakak saya melarang untuk berangkat jam segitu karena dia belum masak nasi. Jadi kami peun mengudur pergi sampai jam 12. setelah sampai jam 12 pun, nasi dan masakan yang dimasak oleh kakak sayapun belum siap dimakan. masakan tersebut selesai dimasak jam 2.00 sehingga nya kami makan pagi pun telat makan pagi, hehehe, ditambah pula telat untuk pergi ke tempat Emil. Akhirnya kami berangkat dari tempat kakak saya menuju tempat emil pukul 3.00 sore. Kami pun menaiki Metro mini 69 ke arah Blok M. Tapi ketika didalam metro mini tersebut, knek nya meminta ongkos 3 ribu, tapi setahu saya ongkos naik metro mini  itu jauh-dekat cuma 2 rb, padahal jaraknya ke Blok M tidak terlalu jauh (dasar knek nya curang! minta ongkos nya lebih!). sesampai di Blok M, kami melanjutkan naik metro mini 610 ke arah Pondok Labu. Diperjalanan pun, cuaca sangat panas, ditambah dengan macet nya kota Jakarta. Badan rasanya sudah serasa mandi keringat. Jarak dari Blok M ke Pondok Labu pun cukup jauh. Tapi ongkos nya cuma 2rb, lebih murah dari metro mini sebelumnya yang jaraknya lebih dekat. perjalan dari Blok M ke Pondok Labu ditempuh dalam waktu lebih kurang 1 jam (kayak didalam pesawat saja, hehe). Sesampainya di Pondok Labu, teman kami Emil sudah menunggu disana. Selanjutnya kami naik angkot yang menuju kerumah emil. Di dalam angkot pun, kami ‘maota lamak’ (minang language), maklum sudah lama gag ketemu. suara didalam angkot pun dipenuhi hanya oleh suara kami, yang mungkin menggangu penumpang yang lain, hehe..
Kami pun akhirnya sampai di rumah emil, dan bertemu dengan Mama nya emil dan adiknya. Kami pun disuruh masuk. Tak lama kemudian, kami pun disruh makan oleh mamanya emil. Pas banget momen nya, karena perut saya saat itu sudah lapar juga, hehehe. kami pun langsung menuju ke meja makan untuk menyantap makanan.

begitu lah kira-kira serunya makan kami pada malam itu. Setelah makan, oom nya emil pun datang, kami disuruh oleh mama nya emil untuk berpura menjadi ponakan dari papa nya emil. kami pun berakting jadi keponakan papa nya emil. ketika oom emil nanya,”apa hubungan keluarga dengan papa nya emil?”. kami pun sedikit pusing menjawa karena memang tidak apa hubungan nya, lalu mama emil pun menjawab pertanyaan tersebut (ngarang jawabannya), hehehe. Tak apa lah, demi kebaikan bersama..
Mama emil pun ngajak kami untuk tidur dirumahnya yang satu lagi agar kami bisa ‘maota lamak’ lagi disana, soalnya kalau disini takut mengganggu oom nya emil.
Kami pun berjalan kaki dari rumah oom emil ke rumah nya emil. jalan malam itu memang asik, hehe. Akhirnya kami sampai juga di rumahnya emil, dan ketemu dengan papa nya emil. Kami pun langsung disuruh ke atas untuk meletakan barang kami. Setelah itu kami pun membentangkan karpet di halaman luar lantai atas rumah nya emil, untuk menyabung perbincangan , hehe. lebih tepat nya ngegossip ria sih. Kami sempay bercanda tentang yang seram2, dimana Dian saat itu terlihat ketakutan sekali, bahkan hampir menangis, hehehe *piece yand :) . Karena terlalu asik bercanda, perut pun tersa lapar dan kami pun pergi keluar sebentar untuk membeli mie. Kami pun makan mie bareng diluar pada saat itu. Tapi ada yang gag habis mie nya, siapa ya?? hehe. sayang tuh di buang. Setalah makan, kami pun melanjutkan ‘ota lamak’ nya. Karena udara luar yang sangat kencang, kami memutuskan untuk pindah kedalam. Agar tidak sakit ntar. ‘ota lamak’ pun di lanjutkan, tapi sayang, saya sudah tertidur duluan. Emil dan Dian tetap lamjut dan saya tidak tahu jam berapa mereka tidur. hohoho,..
Keesokan harinya..
Jakarta, 10 April 2011.
lagi-lagi saya bangun kesiangan, yaitu jam 10an lah, dan Dian pada saat itu sudah bangun juga, tapi emil dan adiknya masih tidur juga. (nyenyak banget) hehehe. Rencana nya saya dan Dian mau balik ke Bandung hari ini, tapi siang gitu, agar Dian nya bisa balik ke Nangor. Saya pun segara mandi setelah Dian selesai mandi, disusul emil dan adik nya. Setelah mandi, kami disuruh makan oleh mamanya emil. Setelah makan kami berempat langsung berangkat. Tapi sebelum berangkat, kami menyempatkan diri untuk berfoto di rumahnya emil, hehehe, (biar eksis gitu).

Recananya sebelum berangkat kami mau singgah dulu ke Masjid Kubah Emas, Depok. Tapi akhirnya tidak jadi, takut nya kami balik kebandung nya terlalu malam lagi. Kami mengubah rencana untuk mainnya di monas aja, biar dekat dengan stasiun, Kami pun naik kereta api ekonomi dari stasiun depok baru menuju stasiun Juanda. Memang super beda naik kereta eksekutif dengan kereta ekonomi, hehehe. Dari eksekutif langsung turun ke ekonomi.Didalam kereta ekonomi, kami pun berdiri sepanjang perjalanan. keadaan kereta yang sangat padat, ditambah lagi orang yang jualan di dalam kereta, membuat di dalam kereta sangat tidak nyaman. Tapi disana lah asiknya, kapan lagi mencoba pengalaman yang baru, hehehe. Harga naik kereta ekonomi pun sangat murah. dengan 1.500 saja kita sampai di jakarta kota. Setelah menempuh perjalan yang gerah didalam kereta, kami pun sampai di stasiun Juanda. Tapi kami harus jalan lagi menuju stasiun gambir, soalnya KRL tidak boleh berhenti di stasiun gambir. Sesampai di stasiun gambir pun, kami membeli tiket terlebih dahulu, takut tiket nya habis, dan dapat jam yang terakhir lagi. Kami pun membeli tiket Kereta Eksekutif lagi ke Bandung (Dian yang minta), hehe. Yang lucu nya, ketika kami membeli tiket tersebut, tempat duduk yang kami dapat yaitu 11C dan 11D, persis tempat duduk disebelah kami kemaren saat pergi. Gag tau kenapa, hoki nih angka 11 kayak nya, hehe. Kami dapat kereta yang berangkat ke Bandung jam 7 malam. (lagi-lagi dapat kereta malam). Setelah itu kami pergi main ke monas sambil menunggu jam keberangkatan kereta. Di monas kami keliling sambil menikmati pemandangan pusat kota Jakarta. Disana kami melihat orang yang main ‘sepeda gandeng’ (yang bisa lebih dari 1 orang gitu didalam sepedanya). kami pun ingin juga mencoba menaiki sepeda tersebut. Naik kereta tersebut cukup murah, yaitu Rp. 15.000,- /setengah jam. Kami akhirnya mencoba naik kereta tersebut. Saya dan Dian mencoba naik sepeda itu pertama. Kami mengelilingi monas dengan sepeda tersebut.ternyata  sangat seru bersepeda santai sore hari di taman monas, hehe. Setelah itu emil dan adiknya yang mencoba naik sepeda tersebut. Lalu kami berganti-gantian untuk mencoba menaiki sepeda tersebut sampai waktu sewanya habis. Waktu untuk sewa sepeda tersebut akhirnya habis juga, lalu kami duduk santai saja disana sambil berfoto ria sampai menunggu jadwal berangkat.



Akhinya jam telah menunjukkan pukul 18.30. Saya dan Dian pun bergegas untuk segera pergi ke Stasiun karena kereta kami berangkat jam 7 malam. sebelum pergi kami pamitan dulu dengan emil dan adiknya. semoga bisa pergi main lagi, hehehe. Setelah pamitan, saya dan Dian langsung naik kereta yang membawa kami balik ke Bandung. Kereta pun tepat berangkat jam 7 malam. Berangkat malam memang kurang asik, soal nya kami tidak bisa melihat pemandangan di luar yang sangat indah sebenarnya. Sebelum berangkat tadi, kami sengaja membeli kacang, untuk makan di kereta (takut kayak kemaren lapar dikereta, jadi makan brownies). Tetapi waktu dikereta kami melihat pegawai kereta yang menjual makanan. kami pun memesan mi rebus 2, untuk menahan lapar, karena kacang tidak cukup, hehehe (dasar!). Saya dan Dian pun menikmati makan mie tersebut. Setelah makan, pegawai nya pun mengambil piring tersebut dan memberi struk biaya makan mie tadi. Guess What !!!. ternyata sepiring mie rebus di kereta api itu harga nya 10rb. dua kali lipat harga biasa. parah banget nih yang naruh harga nya, hehehe. Tapi makan sepiring mie rebus cukup lah untuk menahan rasa lapar saya. Akhirnya pukul 22.30 malam pun kami di stasiun Bandung, Saya dan Dian pun keluar dari kereta untuk mencari angkot. Rencananya saya akan mengantar Dian ke Nangor, soal nya hari sudah malam, dan Damri ke Nangor pun sudah tidak ada. Tapi yang kami alami jauh lebih parah dari yang dibayangkan. Jangankan untuk sampai ke Nangor, untuk ke tempat kos saya saja sudah tidak ada angkot. Akhirnya kami pun berjalan dari Stasiun Bandung ke BIP, karena cuma disana yang ada angkot 24 jam ke arah kosan saya. Jalan dari stasiun ke BIP pun cukup jauh, tapi untung kali ini Dian setidak panik waktu sampai malam-malam di Jakarta, hehe. Sesampai di BIP pun kami langsung langsung menaiki angkot Kelapa-Dago yang ke arah kosan saya.Setelah turun dari angkot tersebut, hujan lebat pun datang. Tapi untuk nya Dian bawa payung. Hujan yang turun makin semakin lebat, sehingga kami terpaksa berteduh dulu untuk beberapa lama. Melihat hujan yang tidak kunjung reda, akhirnya kami menempuh saja hujan lebat tersebut sampai akhirnya tiba di kosan saya. Melihat hujan yang lebat, tidak mungkin rasanya saya ngantar Dian ke Jatinangor. Akhirnya saya mengantar dian ke tempat kosan temannya saja yang tidak terlalu jauh dari kosan saya. Dian pun akhirnya balik ke jatinangor pada pagi harinya. setelah nginap di tempat temannya, hehehehee…

sungguh perjalan yang melelahkan tapi mengasikkan..
mudah-mudahan bisa dicoba lagi, hehehe
:-)
untuk emil : “mil, tunggu kami lagi di perjalanan selanjutnya, heehe”
untuk dian, “Jangan kapok pergi malam-malam ya yand, hehehe”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar