Kamis, 07 Juli 2011

Trip to Jogja


Bandung, 31 Mei 2011
Tepat pukul 17.00 WIB, SayaRandiGiscaIndahDila dan Lisa berkumpul dulu di simpang Dago untuk memulai perjalanan kami ke Jogja (Padahal janjinya jam 16.30, hehe :) ). Perjalanan pertama yaitu pergi ke Stasiun Kiara Condong karena kereta ekonomi tidak berhenti di Stasiun Hall Bandung. Kami berenam berangkat ke Stasiun Kiara Condong dengan menggunakan angkot Riung-Dago yang nantinya berhenti di bawah Flyover Jalan Kiara Condong. Jarak dari Flyover Kiara Condong ke stasiun tidak terlau jauh, kira-kira 100 meter. Kami sengaja datang cepat-cepat ke stasiun agar nantinya dapat tiket kereta api yang ada tempat duduknya. Kami pun sampai di Stasiun Kiara Condong pukul 18.00 WIB dan ternyata pada saat itu loket pembelian tiketnya sedang tutup karena waktu maghrib dan dibuka kembali pada pukul 18.30 WIB. Agak kecewa juga sih cepat-cepat datang ke stasiun, eh ternyata loket nya tutup. Tapi ada untungnya juga kok, kami jadi bisa antri terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta tersebut.
Pada saat itu yang antri untuk membeli tiket adalah Indah, sedangkan Saya dan yang lain shalat maghrib dulu. Kebetulan pada saat itu Indah lagi sedang tidak shalat. Selesainya shalat,  Saya dan Randi segera menggantikan Indah untuk ngantri membeli tiket. Tapi disini si Indah malah salah tempat ngantri untuk membeli tiket keretanya.Kami menaiki KA Kahuripan jurusan Padalarang-Kediri yang tiketnya dapat dibeli di loket 2. Nah si Indah malah ngantri di loket 3, jadi percuma ngantrinya selama lebih kurang 15 menit :( . Untung pada saat itu saya cepat mengambil antrian di Loket 2, jadi antrian nya belum terlalu panjang. Setelah menunggu antrian, kami pun mendapatkan tiket kereta yang ada tempat dudukya, cuma sayangnya tempat duduk yang kami dapatkan terpisah-pisah, alias tidak dekatan. Jadi terpaksalah kami selama perjalanan hanya duduk berdiam diri menikmati perjalanan tanpa ngobrol sedikitpun (berbeda dengan cewek yang berempat yang dapat tempat duduk berdekatan karena bisa tukeran tempat duduk sama penumpang lain, curang!!! ). Kereta yang kami naiki pun datang di Stasiun Kiara Condong pada pukul 20.50 WIB dan berangkat pada pukul 21.15 WIB (kalo gag salah). Suasana saat naik kereta sangat lah padat, sampai-sampai kami harus naik melaui pintu yang di depan dimana jarak untuk naik ke kereta cukup jauh dan harus sedikit melompat. Untunglah setelah di atas kereta kami dapat menduduki tempat duduk kami masing-masing walaupun sempat berdiri cukup lama gara-gara padatnya penumpang.
Perjalanan malam dengan kereta ekonomi pun kami jalani. Suasana di kereta ekonomi memang jauh berbeda. Di sepanjang perjalanan saya tidak pernah berhenti mendengar orang yang berjualan di lorong kereta. Ada yang jualan makanan, minuman, TTS, sampai ada juga yang jualan kipas. Tapi itulah asiknya naik kereta ekonomi. Ketika kita merasa lapar di perjalanan, kita bisa langsung membelinya dengan harga yang relatif murah. Berbeda dengan kereta bisnis ataupun eksekutif yang harus membeli makanan dan minuman pada jasa layanan kereta api yang harga nya hampir 2 kali lipat.
Tidak terasa, perjalanan selama lebih kurang 9 jam pun berkahir. Kami sampai di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta pada pukul 06.00 WIB. Sesampai di stasiun kami langsung mencari mushalla untuk shalat subuh, karena tidak bisa shalat di kereta. Sehabis shalat, kami langsung menuju ke luar stasiun dan langsung kebingungan. Ya iya lah, baru nyampe Jogja dan tidak tau mau kemana arah dan tujuannya. Untung pada saat itu datang seorang bapak-bapak tukang becak yang cukup baik dan menwarkan kepada kami untuk mengantar kami ke penginapan yang cukup murah. Kami berenam cukup pusing apa mau cari penginapan dulu atau langsung menelusuri kota Jogja. Akhirnya keputusan pun diambil dengan mencari penginapan terlebih dahulu agar pas pulang nanti tidak pusing lagi buat cari penginapan. Kami pun mengambil 2 becak dengan bayaran untuk satu becak saat itu Rp. 15.000,- dan kami di antar ke penginapan di daerah Mantrijeron. Kami menginap di Hotel Nugraha (ce alah, hotel cuy, haha :D ) dengan harga Rp. 100.000,- per kamar. Harganya di luar dugaan, tapi mau gimana lagi, si bapak tukang becak nya ngantar ke tempat penginapan yang disana. Ntar kalo diantar ke tempat penginapan yang lain lagi malah nambah bayar becaknya. Kami pun mengambil 2 kamar disana, 1 untuk cowok dan 1 lagi untuk cewek. Tapi kalo soal biaya penginapannya kami bagi 6 saja, biar gag terlalu mahal bagi cowoknya, hahaha :P .
Yogyakarta, 1 Juni 2011
Perjalan hari pertama pun dimulai. Setelah mandi dan meletakkan barang-barang di kamar penginapan, kami pun langsung menuju tempat tujuan pertama, yaitu Kraton Yogyakarta. Kami menuju ke Kraton Yogyakarta dengan menggunakan becak lagi dengan bayaran lebih murah dari sebelumnya, yaitu Rp. 5.000,- per becak dan itu sudah di antar sama bapak tukang becak nya keliling kraton dan tempat beli oleh-oleh baju Dagadu. Mendengar harga yang cukup murah tersebut, langsung saja kami menaikinya. Kami pertama berhenti di tempat pembelian oleh2 baju Dagadu dan dilanjutkan perjalanan menuju Kraton. Kami di turunkan di Kraton dan selajutnya kami sendiri yang keliling kraton dengan jalan kali. Harga masuk Kraton Ngayogyakarta yaitu Rp. 5.000,- . Tapi kalau kita mau ngambil gambar didalam kraton alias foto-foto, harus membayar izin dulu sebesar Rp. 1.000,-. Berkeliling kraton Jogja pun sangat seru. Disana kita bisa menyaksikan kemegahan Kraton Yogyakrta dengan berbagai seni dan budaya yang ada di dalamnya.
     
        
Setelah puas berkeliling Kraton, perjalan pun kami lanjutkan ke Candi Prambanan. Transportasi untuk pergi ke Candi Prambanan yaitu dengan Bus Trans Jogja. Bus trans Jogja ini hanya berhenti di setiap Shelternya (kayak busway di Jakarta gitu). Shelter Trans Jogja yang terdekat yaitu di jalan Malioboro. Kami pun harus berjalan dari kraton menuju jalan malioboro. Jaraknya cukup jauh, tapi tak apa lah sekaligus menikmati pemandangan Kota Jogja. Akhirnya kami pun sampai di shelter trans Jogja di Jalan Malioboro. Dengan membayar Rp. 3.000,- per orang nya, kita bisa sampai di Candi Prambanan yang jaraknya cukup jauh. Jalur Trans Jogja yang dinaiki untuk ke Candi Prambanan yaitu jalur 3A. Waktu yang di tempuh untuk sampai ke Candi Prambanan lebih kurang 1 jam. Setelah duduk diatas bus Trans Jogja lebih kurang 1 jam, kami pun sampai di Shelter terakhir yaitu Shelter Prambanan. Jarak dari Shelter Prambanan ke Gerbang masuk Candi Prambanan cukup jauh, yaitu kira-kira 600 meter dan itu kami tempuh dengan jalan kaki. Setelah sampai di Gerbang Candi Prambanan, kami mencari mushalla dulu karena waktu telah menunjukkan pukul 16.10 WIB untuk menunaikan Shalat Ashar. Setelah shalat kami pun langsung membeli tiket untuk masuk Candi Prambanan yang harga nya Rp. 20.000,- per orang (lumayan mahal juga sih ). Setelah mendapatkan tiket, kami pun langsung masuk dan dapat menyaksikan kemegahan bangunan Candi Prambanan. Di Candi Prambanan kami menghabiskan waktu lebih kurang 2 jam. Disana inti kegiatan kami yaitu foto-foto (hahaha, itu yang terpenting!). Tapi juga membaca bagaimana kisah-kisah yang terdapat di masing-masing Candi yang mengandung unsur dan nilai sejarah yang tinggi.
  
  
  
Setelah puas berputar-putar mengelilingi Candi Prambanan, kami pun harus bergegas keluar karena Candi nya akan segera di tutup. Tapi sebelum keluar kami menyempatkan diri untuk membeli cendra mata terlebih dahulu yang harganya dapat di tawar secara luar biasa (hahaha :D ). Bayangkan saja, sebuah replika candi Prambanan yang harga awal nya Rp. 40.000,- dapat kami beli dengan harga Rp. 10.000,-. Setelah selesai membeli sedikit cenderea mata, akhirnya kami pun pulang ke tempat penginapan kembali dengan menaiki Bus Trans Jogja lagi yang nanti berhentinya di Jalan Malioboro juga. Setelah sampai di jalan Malioboro, kami mencari becak untuk dapat mengantar kami ke penginapan. Namun ternyata harga becak di lokasi ini tidak bersahabat, dan kami memutuskan untuk berjalan kaki saja dari Malioboro ke penginapan yang jaraknya lebih kurang 1 km ( capek banget dah :( ). Akhirnya kami pun sampai di penginapan pukul 22.00 WIB dan langsung segera beristirahat untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.
Yogyakarta, 2 Juni 2011
Kami siap memulai perjalanan berikutnya. Tujuan kami hari ini ialah Candi Borobudur. Tapi sebelum pergi kami harus mengemas barang-barang kami dulu karena ingin pindah penginapan ke daerah sekitar kampus UGM yang biayanya per malam Rp. 75.000,- . Jadi terpaksa lah perjalan kami sehari itu membawa barang-barang yang cukup berat. Untuk menuju ke Candi Borobudur, pertama-tama kami harus pergi ke Terminal Giwangan. Waktu itu kami menaiki bus yang arah Terminal Giwangan yang lewat di Jalan Parang Tritis. Kita membayar Rp. 2.000,- untuk sampai di Terminal Giwangan. Setelah sampai di terminal Giwangan, baru kami melajutkan perjalanan dengan Bus Jurusan Yogyakarta-Borobudur. Kami sempat menunggu sekitar 15 menit sampai akhirnya bus yang membawa kami ke Candi Borobudur datang. Ongkos bus jurusan Yogyakarta-Borobudur ini Rp. 10.000,-. Lama perjalanan dari terminal Giwangan ke Candi Borobudur lebih kurang 2 jam. Suasana dalam perjalan ke Candi Borobudur sangatlah menarik. Untung kami dapat knek bus yang sangat baik. Diperjalanan kami banyak bercerita dengan Knek bus tersebut. Knek bus tersebut juga menceritakan kejadian saat Gunung Merapi meletus akhir-akhir yang lalu dan dampak nya bagi warga sekitar.
Tidak terasa, perjalan selama 2 jam pun berakhir dan kami telah sampai di terminal di kawasan Borobudur. Awal nya kami tidak tahu bahwa jarak dari terminal Borobudur ke Candi Borobudur cukup dekat. Karena tergoda dengan rayuan tukang delman yang berkata jarak terminal ke candi cukup jauh, maka kami menaiki delman dengan harga Rp. 15.000,0 per delman nya. Dan saat itu kami hanya mengambil satu delman karena muat untuk diisi berenam ( karena ingin hemat juga sih, hehe :D ). Akhirnya kami sampai juga di depat pintu gerbang masuk Kawasan Wisata Candi Borobudur. Tapi sebelum masuk kami makan dulu. Maklum perut lapar karena belum makan dari pagi. Setelah selesai makan baru lah kami membeli tiket masuk Candi Borobudur yang harga nya Rp. 23.000,- per orang (karena hari libur, harga hari biasa cuma Rp. 20.000,- ). Untung disana di sediakan tempat penitipan tas sehingga kami tidak perlu membawa tas yang berat-berat ini masuk ke dalam candi. Cuaca di Candi Borobudur saat itu sangatlah panas. Namun kegererahan akibat panas tersebut dapat hilang setelah kami melihat kemegahan Candi borobudur. Untuk naik ke atas Candi Borobudur kita harus memakai kain batik yang disewakan secara gratis. Ini bagus juga sekalian untuk lebih mengenal batik Indonesia :) .
Diatas Candi borobudur, kami mengitari setiap tingkat yang ada di candi tersebut. Dari tingkat terbawah sampai tingkat ke atas. Namun sayang sekali, kami tidak dapat menuju tingkat yang atas dimana terdapat Stupa, karena pada saat itu keadaan Candi Borobudur dalam keadaan rehabilitasi pasca erupsi gunung merapi.  Tapi kami sempat mencuri-curi kesempatan untuk memanjat ke atas stupa selagi petugas nya tidak melihat untuk mengambil foto (hohoho, dasar !!). Kami berputar-putar mengelilingi Candi Borobudur lebih kurang 2,5 jam. Setelah merasa cukup puas melihat dan memutari candi, akhirnya kami turun dan keluar dari kawasan candi.
  
Setelah sampai di gerbang luar candi borobudur, kami berjalan kaki menuju terminal borobudur. Kami memutuskan untuk tidak naik becak lagi karena merasa rugi harus membayar lima belas ribu untuk jarak yang sedekat itu, hehe. Setelah sampai di terminal Borobudur, kami lalu menaiki bus yang tadi dengan jurusan Borobudur-Yogyakarta. Karena semua merasa keletihan habis putar-putar di atas candi tadi, banyak yang tertidur di atas bus (termasuk saya, heh :D ). Kalau tadi kami naik di Terminal Giwangan, namun sekarang kami turun di Terminal Jombor. Ini dikarenakan malam ini kami bakal menginap di penginpan di sekitar kampus UGM, jadi lebih dekat turunnya di Terminal Jombor. Untuk menuju kawasan kampus UGM dari terminal Jombor, kami harus menaiki Trans Jogja dengan 2 kali transit (saya juga lupa jalur berapa yang menuju ke kampus ugm). Akhirnya kami sampai sampai di kawasan kampus UGM pukul 18.00 WIB dan kemudian mencari penginapan tersebut. Saya dan Randi tidur di penginapan tersebut, sedangkan yang cewek tidur di tempat kontrakan temannya Indah. Sesampainya di penginapan kami istirahat sebentar dan meletakan tas bawaan yang berat tersebut, lalu kemudian kami melajutkan perjalanan kembali ke Jalan Malioboro untuk membeli oleh-oleh (Horeee… :) ). Kami bergegas pergi ke Jalan Malioboro karena di kontrakan teman si Indah ini hanya boleh keluar sampai jam 22.00 WIB, jadi terpaksa lah kami memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Sesampainya di Malioboro, kami langsung mencari barang-barang yang ingin kami beli. Setelah berputar-putar hampir satu setengah jam, akhirnya kami harus pulang karena kontraskan teman si Indah akan di kunci kalo lewat jam sepuluh malam.(yahh, padahal belanjanya belum puas :( ).
Yogyakarta, 3 Juni 2011
Rencana awal kami pada hari ini yaitu ke Pantai Parang Tritis, namun karena yang lainnya udah pada cepek jalan selama 2 hari non-stop, jadi perjalanan ke Pantai Parang Tritis nya di batalkan (yahh, sayang sekali :( ). Ditambah lagi waktu yang masih kurang untuk memburu oleh-oleh di Malioboro tadi malam. Jadi perjalanan hari ini dialihkan ke Malioboro. Perjalanan ke Malioboro di mulai habis Shalat Jum’at karena hari itu pas hari jum’at. Yang cewek sudah pergi duluan ke malioboro. Saya dan Randi habis shalat Jum’at harus ke Stasiun Lempuyangan dulu untuk memesan tiket, takutnya tiket penuh dan tidak dapat tempat duduk. Sampainya di stasiun Lempuyangan, ternyata tiket untuk KA Kahuripan tujuan Bandung belum di buka, dan bakal di buka jam 18.00 WIB nanti malam. Saya dan Randi terpaksa balik ke Malioboro lagi tanpa dapat tiket kereta api.
Di Malioboro kami berputar-putar hampir seharian. Sampai akhirnya pukul 17.00 WIB, kami pun segera bersiap-siap lagi untuk pergi ke stasiun untuk balik ke Bandung. Lagi-lagi kami sengaja datang cepat ke stasiun agar dapat tempat duduk di kereta nantinya. Dan pas sampainya di Stasiun Lempuyangan pada pukul 18.30 WIB, ternyata antrian untuk membeli tiket KA Kahuripan telah panjang. Kami terpaksa bersabar menunggu antrian tersebut. Akhirnya kami mendapatkan tiket kereta yang bisa membawa kami pulang ke Bandung. Namun sayang, tiket kereta yang kami dapat tidak ada tempat duduknya, alias berdiri. Jadi harus terpaksa mengeluarkan tenaga ekstra untuk berdiri selama lebih kurang 9 jam nantinya.
Kami menunggu kedatangan KA Kahuripan di dalam stasiun. Pada pukul 20.15 WIB, keretanya pun datang. Orang yang menunggu di stasiun pun sangat ramai. Kami pun masuk ke dalam kereta secara berdesak-desakan. Sampai di dalam kereta, tidak ada kursi kosong yang bisa untuk di duduki, bahkan untuk berdiri di lorong pun sudah susah. Setelah 5 menit kereta berjalan, saya pun diajak ngobrol dengan seorang pedagang yang sering berjualan di dalam kereta. Dia bilang kalo kereta penuh seperti ini biasanya gerbong kosong yang ada di belakang dan di depan kereta akan di buka, agar penumpangnya tidak terlalu berdesakan. Tak lama kemudian, gerbong kosong yang berada di depan pun dibuka. Untung kami pada saat itu berada pada gerbong 1, sehingga dekat dengan gerbong kosong yang ada di depan. Kami pun langsung berpindah ke gerbong kosong yang ada di depan tersebut. Gerbongnya gag pake lampu, trus juga gag ada tempat duduk atau lesehan. Tapi kami dan penumpang yang lain sangat nyaman berada disana, dari pada berdiri di sepanjang kereta selama 9 jam. Didalam gerbong kosong itu lebih asik lagi karena kami duduk nya gag kepisah-pisah, jadi bisa ngobrol enak selama di perjalanan. Tapi ngobrol nya hanya sebentar, gara-gara kecapean, akhirnya pada tertidur pulas di kereta. Apalagi Gisca sama Indah, pulas banget dah tidurnya, hehehe (peace utii :) , peace indah :) ). 9 jam pun dilalui dengan duduk dan kadang-kadang ketiduran di kereta, tapi tidak bisa tidur pulas.  Akhirnya pada pukul 05.oo WIB di subuh hari, kereta Kahuripan yang kami naiki sampai juga di Stasiun Kiara Condong, Bandung. Kami akhirnya turun dari kereta dan menuju keluar stasiun. Untung pada subuh hari tersebut sudah ada angkot Riung-Dago yang ngetem di bawah flyover jalan kiara condong. Langsung saja kami naiki angkot tersebut untuk pulang ke kosan masing-masing. Tapi sesampainya di simpang Dago, kami berkumpul dulu untuk mengambil barang-barang  bawaan masing-masing, soal nya tadi di kereta barangnya di gabung semua, hehe. Setelah itu akhirnya kami pun berpencar ke kosan masing-masing, heheheheee :) :) :)
Perjalanan ke Jogja yang sangat menyenangkan, walaupun cuma tiga hari, tapi cukuplah untuk menghilangkan beban dan stress kuliah selama satu semester, heheee… :D

Minggu, 22 Mei 2011

The Beautiful of Indonesia

Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di Dunia mempunyai begitu banyak pesona bagi setiap orang yang melihatnya. Negara yang satu ini kaya akan keindahan alamnya. Jika kita ingin melihat secara detail keindahan Indonesia, mungkin kita tidak akan dapat menikmatinya secara keseluruhan.

Berikut merupakan beberapa keindahan dari pesona Nusantara yang terbentang dari sabang sampai Merauke.

1. Danau Toba, Sumatera Utara
2. Harau Valley, Sumatera Barat
3. Ngarai Sianok, Sumatera Barat
4. Pantau Tanjung Batu, Kep. Bangka Belitung
5. Gunung Krakatau, Selat Sunda
6. Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat
7. Kawah Putih Ciwidey, Jawa Barat
8. Gunung Bromo, Jawa Timur
9. Pantai Kuta, Bali
10. Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat
11. Pantai Lombok, Nusa Tenggara Barat
12. Danau 3 Warna, Nusa Tenggara Timur
14. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur
15. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara
16. Raja Ampat, Papua

Sabtu, 14 Mei 2011

Harga yang tidak Terduga !


Berawal kisah ketika saya ingin memotong rambut saya karena sudah terlalu panjang, dan tidak mau juga diomelan orang tua tiap pulang rambut yang selalu panjang. Maklul saya bakal pulang ke Padang 1 bulan lagi. Jadi saya memutuskan untuk memotong rambut dari sekarang supaya waktu di Padang nanti rambutnya tidak pendek2 amat.
Saya pun bertanya kepada Naldi (teman satu kosan) dimana tempat untuk memotong rambut yang bagus dan harganya pun terjangkau. Naldi pun memberi tahu kalau ada tempat gunting rambut yang terkenal di BIP Bandung yang kata temannya harganya cukup murah, lebih kurang lima belas ribuan. Sekitar jam 4 sore pun saya dan Naldi langsung pergi ke BIP untuk memotong rambut, kebetulan Naldi juga ingin memotong rambutnya saat itu.
Sesampai di BIP pun, kami langsung mencari tampat potong rambut (salon) yang lumayan terkenal itu. Ketika sampai disana, Saya dan Naldi langsung mengambil antrian untuk memotong rambut. Waktu mengambil antrian tersebut saya sempat melihat harga/tarif untuk potong rambut nya. Harga yang saya lihat waktu itu Rp. 23.000,-. Ternyata harganya melesat dari perkiraan sebelumnya, yaitu Rp. 15.000,-. Saya pun berpikir dan memeberi tahu Naldi kalau harga nya ternyata lebih dari yang dibayangkan sebelumnya. Tapi menurut saya dan Naldi tak apalah, harga nya tidak terlalu jauh dari perkiraan sebelumnya dan antrian pun sudah diambil. Kami pun menunggu duduk untuk menunggu giliran memotong rambut. Setelah beberapa saat, giliran kami pun datang. Rambut kami pun dipangkas.
Setelah selesai dipangkas, waktu untuk membayar pun tiba. Saya waktu itu hanya bawa uang 50 ribu. dan harga untuk potong rambut yang saya lihat waktu awal tadi cuma 23 ribu, jadi cukuplah. Kebetulan saat itu Naldi juga lupa bawa uang, sehingga memakai uang saya dulu untuk membayarnya. Karena 2 orang, jadi totalnya 46 ribu. Saya pun memberi uang Rp. 50.000,- kepada Naldi untuk membayarnya. Dan ketika karyawan tersebut memberi tahu bahwa harga potong rambut untuk kami berdua Rp. 92.000,-. Kami berdua spontan kaget, tidak menyangka harganya akan segitu, malah uang di dompet saya cuma tinggal 50 ribu yang tadi. Kami cukup panik mendengarnya. Ternyata harga 23 ribu yang saya lihat di awal tadi hanya harga untuk potong rambut saja, belum termasuk harga untuk cuci rambut dan yang lainnya.
Mendengar harga di luar dugaan, saya langsung menanya dimana atm di sana. Untunglah disana ada atm di lantai 1, jadi saya bisa ngambil uang untuk membayar upah potong rambut tersebut. Setelah mengambil uang, saya langsung membayar nya kepada casier. Casiernya pun hanya bisa tertawa kecil melihat kejadian yang kami alami. Sungguh kejadian yang memalukan. Tapi tak apalah, namanya juga pengalaman. Kapan-kapan saya tidak akan potong rambut disana lagi.
Hhahahahahaa

Kamis, 14 April 2011

Unforgettable Experience

Bandung, 8 April 2011.
Jam 17.00, perjalanan yang mengasikkan namun melelahkan pun dimulai. Saya dan Dian mulai berangkat dari shelter damri di DU menuju Stasiun Bandung. Kami sampai di stasiun kira-kira pukul 17.30. dan ternyata loket tempat membeli tiket pun belum dibuka dan kereta yang tersedia hanya pukul 20.05. Kami lumayan cemas gara-gara nantinya sampai di Jakarta terlalu malam. lalu saya ingat kalau kereta yang berangkat terakhir (alias jam 8 malam itu) ada tiket murah untuk kelas bisnis nya, yaitu Rp. 10.000,- . Murahkan??? murah banget lah, dengan 10 ribu udah sampai Jakarta. Tapi setelah loket pembelian tiket pun dibuka, apa yang direncanakan tidak berjalan lancar. itu karena pihak keretanya tidak membuka kelas bisnis, sehingga nya tiket yang 10rb itupun tidak ada.Jadi kami pun harus membeli tiket kereta yang eksekutif yang harga lumayan mahal, Rp 60.000,- (sama aja kayak travel) hehe.
Tapi mau gimana lagi, kami terpaksa beli tiket yang eksekutif tersebut. Kami pun dapat nomor kursi 11A dan 11B. Setelah menunggu 2 jam, kereta yang akan membawa kami ke Jakarta pun datang, walaupun sedikit telat. Setelah masuk kedalam kereta eksekutif tersebut, suasananya pun sangat nyaman. tidak rugi lah rasanya kami membayar 60.000 untuk duduk dalam kereta eksekutif tersebut.setelah beberapa saat, keretapun berangkat. Suasana di dalam kereta sangat nyaman, tidak seperti di kelas “bisnis” (ya iya lah, bayar nya aja mahal). Ditambah lagi didalam kereta itu ada tempat buat charger hp. Kebetulan juga hp batterai saya dan dian waktu itu juga habis. ya langsung saja kami ngecas hp kami dalam kereta tersebut. Tapi sayangnya, charger hp yang baru dibeli dian tidak mau mengisi battery nya. tiap beberapa saat arus nya putus. hehehe. Tapi untung deh, akhir nya battery nya pun dapat terisi.
Setelah duduk cukup lama di kereta dalam perjalanan, perut kami pun mulai terasa lapar. Kami pun punya rencana untuk memakan brownies yang rencananya kami belikan untuk oleh-oleh kepada kakak saya.Ya apa boleh buat, yang namanya perut lapar pun tidak bisa di toleransi. kami pun memakan brownies tersebut, tapi hanya sedikit untuk mengganjal perut yang lapar. Tetapi yang lucu nya, waktu itu kami tidak membawa pisau untuk memotong brownies tersebut. yah terpaksa pennggaris yang ada didalam tas saya di jadikan pengganti pisau untuk memotong brownies tersebut. yang lebih parahnya, penggaris yang kami gunakan tersebut kotor. Gag tau lah berapa kuman yang terdapat di penggaris tersebut. hheehe..
Perjalan keretapun berakhir dan kami sampai di stasiun gambir pukul 23.30 malam. Kami pun turun dari kereta. Kami pun berjalan menyeberangi monas untuk mencari angkot atau pun kendaraan umum yang ada. Pemandangan taman monas pada malam hari memang lah sangat indah. Tapi sayang nya saya dan dian tidak membawa kamera untuk mengabadikan momen tersebut. terpakasalah kami hanya melihat nya dengan mata saja. sesampai nya di tepi jalan, tidak satupun kendaraan umum yang lewat kami temui. Setelah beberapa lama,kami pun memutuskan untuk naik Taksi saja. Kami pun akhirnya naik taksi yang harga nya lumayan sangat mahal. Parahnya lagi, setelah naik taksi tersebut, saya tidak tahu dimana alamat kakak saya, soalnya kakak saya tersebut baru pindah dalam minggu ini. Jadi saya belum pernah kesana sebelumnya. Saya pun menelfon kakak saya untuk memberitahukan arah rumahnya kepada pengemudi taksi. saya dan dian lumayan cemas karena takut supir taksinya tidak membawa kami ke arah yang benar. Untunglah supir taksinya orang yang baik. Kami pun sampai di dekat rumah kakak saya. setalah beberapa lama, kakak sayapun menjemput kami didekat rumahnya. Sesampainya di rumah kakak saya tersebut, badan pun terasa sangat capek dan beberapa saat kemudian kami langsung tidur.
Keesokan harinya,
Jakarta 9 April 2011
Saya pun bangun kesiangan, yaitu kira2 pukul 10 pagi. Tapi dian untungnya bangun lebih cepat dan sempat untuk shalat subuh. Rencannya kami akan berangkat ke tempat teman kami yaitu Emil pukul 11. Tapi kakak saya melarang untuk berangkat jam segitu karena dia belum masak nasi. Jadi kami peun mengudur pergi sampai jam 12. setelah sampai jam 12 pun, nasi dan masakan yang dimasak oleh kakak sayapun belum siap dimakan. masakan tersebut selesai dimasak jam 2.00 sehingga nya kami makan pagi pun telat makan pagi, hehehe, ditambah pula telat untuk pergi ke tempat Emil. Akhirnya kami berangkat dari tempat kakak saya menuju tempat emil pukul 3.00 sore. Kami pun menaiki Metro mini 69 ke arah Blok M. Tapi ketika didalam metro mini tersebut, knek nya meminta ongkos 3 ribu, tapi setahu saya ongkos naik metro mini  itu jauh-dekat cuma 2 rb, padahal jaraknya ke Blok M tidak terlalu jauh (dasar knek nya curang! minta ongkos nya lebih!). sesampai di Blok M, kami melanjutkan naik metro mini 610 ke arah Pondok Labu. Diperjalanan pun, cuaca sangat panas, ditambah dengan macet nya kota Jakarta. Badan rasanya sudah serasa mandi keringat. Jarak dari Blok M ke Pondok Labu pun cukup jauh. Tapi ongkos nya cuma 2rb, lebih murah dari metro mini sebelumnya yang jaraknya lebih dekat. perjalan dari Blok M ke Pondok Labu ditempuh dalam waktu lebih kurang 1 jam (kayak didalam pesawat saja, hehe). Sesampainya di Pondok Labu, teman kami Emil sudah menunggu disana. Selanjutnya kami naik angkot yang menuju kerumah emil. Di dalam angkot pun, kami ‘maota lamak’ (minang language), maklum sudah lama gag ketemu. suara didalam angkot pun dipenuhi hanya oleh suara kami, yang mungkin menggangu penumpang yang lain, hehe..
Kami pun akhirnya sampai di rumah emil, dan bertemu dengan Mama nya emil dan adiknya. Kami pun disuruh masuk. Tak lama kemudian, kami pun disruh makan oleh mamanya emil. Pas banget momen nya, karena perut saya saat itu sudah lapar juga, hehehe. kami pun langsung menuju ke meja makan untuk menyantap makanan.

begitu lah kira-kira serunya makan kami pada malam itu. Setelah makan, oom nya emil pun datang, kami disuruh oleh mama nya emil untuk berpura menjadi ponakan dari papa nya emil. kami pun berakting jadi keponakan papa nya emil. ketika oom emil nanya,”apa hubungan keluarga dengan papa nya emil?”. kami pun sedikit pusing menjawa karena memang tidak apa hubungan nya, lalu mama emil pun menjawab pertanyaan tersebut (ngarang jawabannya), hehehe. Tak apa lah, demi kebaikan bersama..
Mama emil pun ngajak kami untuk tidur dirumahnya yang satu lagi agar kami bisa ‘maota lamak’ lagi disana, soalnya kalau disini takut mengganggu oom nya emil.
Kami pun berjalan kaki dari rumah oom emil ke rumah nya emil. jalan malam itu memang asik, hehe. Akhirnya kami sampai juga di rumahnya emil, dan ketemu dengan papa nya emil. Kami pun langsung disuruh ke atas untuk meletakan barang kami. Setelah itu kami pun membentangkan karpet di halaman luar lantai atas rumah nya emil, untuk menyabung perbincangan , hehe. lebih tepat nya ngegossip ria sih. Kami sempay bercanda tentang yang seram2, dimana Dian saat itu terlihat ketakutan sekali, bahkan hampir menangis, hehehe *piece yand :) . Karena terlalu asik bercanda, perut pun tersa lapar dan kami pun pergi keluar sebentar untuk membeli mie. Kami pun makan mie bareng diluar pada saat itu. Tapi ada yang gag habis mie nya, siapa ya?? hehe. sayang tuh di buang. Setalah makan, kami pun melanjutkan ‘ota lamak’ nya. Karena udara luar yang sangat kencang, kami memutuskan untuk pindah kedalam. Agar tidak sakit ntar. ‘ota lamak’ pun di lanjutkan, tapi sayang, saya sudah tertidur duluan. Emil dan Dian tetap lamjut dan saya tidak tahu jam berapa mereka tidur. hohoho,..
Keesokan harinya..
Jakarta, 10 April 2011.
lagi-lagi saya bangun kesiangan, yaitu jam 10an lah, dan Dian pada saat itu sudah bangun juga, tapi emil dan adiknya masih tidur juga. (nyenyak banget) hehehe. Rencana nya saya dan Dian mau balik ke Bandung hari ini, tapi siang gitu, agar Dian nya bisa balik ke Nangor. Saya pun segara mandi setelah Dian selesai mandi, disusul emil dan adik nya. Setelah mandi, kami disuruh makan oleh mamanya emil. Setelah makan kami berempat langsung berangkat. Tapi sebelum berangkat, kami menyempatkan diri untuk berfoto di rumahnya emil, hehehe, (biar eksis gitu).

Recananya sebelum berangkat kami mau singgah dulu ke Masjid Kubah Emas, Depok. Tapi akhirnya tidak jadi, takut nya kami balik kebandung nya terlalu malam lagi. Kami mengubah rencana untuk mainnya di monas aja, biar dekat dengan stasiun, Kami pun naik kereta api ekonomi dari stasiun depok baru menuju stasiun Juanda. Memang super beda naik kereta eksekutif dengan kereta ekonomi, hehehe. Dari eksekutif langsung turun ke ekonomi.Didalam kereta ekonomi, kami pun berdiri sepanjang perjalanan. keadaan kereta yang sangat padat, ditambah lagi orang yang jualan di dalam kereta, membuat di dalam kereta sangat tidak nyaman. Tapi disana lah asiknya, kapan lagi mencoba pengalaman yang baru, hehehe. Harga naik kereta ekonomi pun sangat murah. dengan 1.500 saja kita sampai di jakarta kota. Setelah menempuh perjalan yang gerah didalam kereta, kami pun sampai di stasiun Juanda. Tapi kami harus jalan lagi menuju stasiun gambir, soalnya KRL tidak boleh berhenti di stasiun gambir. Sesampai di stasiun gambir pun, kami membeli tiket terlebih dahulu, takut tiket nya habis, dan dapat jam yang terakhir lagi. Kami pun membeli tiket Kereta Eksekutif lagi ke Bandung (Dian yang minta), hehe. Yang lucu nya, ketika kami membeli tiket tersebut, tempat duduk yang kami dapat yaitu 11C dan 11D, persis tempat duduk disebelah kami kemaren saat pergi. Gag tau kenapa, hoki nih angka 11 kayak nya, hehe. Kami dapat kereta yang berangkat ke Bandung jam 7 malam. (lagi-lagi dapat kereta malam). Setelah itu kami pergi main ke monas sambil menunggu jam keberangkatan kereta. Di monas kami keliling sambil menikmati pemandangan pusat kota Jakarta. Disana kami melihat orang yang main ‘sepeda gandeng’ (yang bisa lebih dari 1 orang gitu didalam sepedanya). kami pun ingin juga mencoba menaiki sepeda tersebut. Naik kereta tersebut cukup murah, yaitu Rp. 15.000,- /setengah jam. Kami akhirnya mencoba naik kereta tersebut. Saya dan Dian mencoba naik sepeda itu pertama. Kami mengelilingi monas dengan sepeda tersebut.ternyata  sangat seru bersepeda santai sore hari di taman monas, hehe. Setelah itu emil dan adiknya yang mencoba naik sepeda tersebut. Lalu kami berganti-gantian untuk mencoba menaiki sepeda tersebut sampai waktu sewanya habis. Waktu untuk sewa sepeda tersebut akhirnya habis juga, lalu kami duduk santai saja disana sambil berfoto ria sampai menunggu jadwal berangkat.



Akhinya jam telah menunjukkan pukul 18.30. Saya dan Dian pun bergegas untuk segera pergi ke Stasiun karena kereta kami berangkat jam 7 malam. sebelum pergi kami pamitan dulu dengan emil dan adiknya. semoga bisa pergi main lagi, hehehe. Setelah pamitan, saya dan Dian langsung naik kereta yang membawa kami balik ke Bandung. Kereta pun tepat berangkat jam 7 malam. Berangkat malam memang kurang asik, soal nya kami tidak bisa melihat pemandangan di luar yang sangat indah sebenarnya. Sebelum berangkat tadi, kami sengaja membeli kacang, untuk makan di kereta (takut kayak kemaren lapar dikereta, jadi makan brownies). Tetapi waktu dikereta kami melihat pegawai kereta yang menjual makanan. kami pun memesan mi rebus 2, untuk menahan lapar, karena kacang tidak cukup, hehehe (dasar!). Saya dan Dian pun menikmati makan mie tersebut. Setelah makan, pegawai nya pun mengambil piring tersebut dan memberi struk biaya makan mie tadi. Guess What !!!. ternyata sepiring mie rebus di kereta api itu harga nya 10rb. dua kali lipat harga biasa. parah banget nih yang naruh harga nya, hehehe. Tapi makan sepiring mie rebus cukup lah untuk menahan rasa lapar saya. Akhirnya pukul 22.30 malam pun kami di stasiun Bandung, Saya dan Dian pun keluar dari kereta untuk mencari angkot. Rencananya saya akan mengantar Dian ke Nangor, soal nya hari sudah malam, dan Damri ke Nangor pun sudah tidak ada. Tapi yang kami alami jauh lebih parah dari yang dibayangkan. Jangankan untuk sampai ke Nangor, untuk ke tempat kos saya saja sudah tidak ada angkot. Akhirnya kami pun berjalan dari Stasiun Bandung ke BIP, karena cuma disana yang ada angkot 24 jam ke arah kosan saya. Jalan dari stasiun ke BIP pun cukup jauh, tapi untung kali ini Dian setidak panik waktu sampai malam-malam di Jakarta, hehe. Sesampai di BIP pun kami langsung langsung menaiki angkot Kelapa-Dago yang ke arah kosan saya.Setelah turun dari angkot tersebut, hujan lebat pun datang. Tapi untuk nya Dian bawa payung. Hujan yang turun makin semakin lebat, sehingga kami terpaksa berteduh dulu untuk beberapa lama. Melihat hujan yang tidak kunjung reda, akhirnya kami menempuh saja hujan lebat tersebut sampai akhirnya tiba di kosan saya. Melihat hujan yang lebat, tidak mungkin rasanya saya ngantar Dian ke Jatinangor. Akhirnya saya mengantar dian ke tempat kosan temannya saja yang tidak terlalu jauh dari kosan saya. Dian pun akhirnya balik ke jatinangor pada pagi harinya. setelah nginap di tempat temannya, hehehehee…

sungguh perjalan yang melelahkan tapi mengasikkan..
mudah-mudahan bisa dicoba lagi, hehehe
:-)
untuk emil : “mil, tunggu kami lagi di perjalanan selanjutnya, heehe”
untuk dian, “Jangan kapok pergi malam-malam ya yand, hehehe”